ELANG

Edukatif , Luwes , Agamis, Nasionalisme, Genius

Minggu, 29 Mei 2011

Hari pertama, Tugas Pertama


Suara bel hari kedua MOS berbunyi ,jarum jam menunjukkan tepat pukul 01.00, aku terbaring diruang Mesjid yang kira-kira berukuran 15×20 Meter , ketika itu dengan hati yang senang , aku bergegas menuju rumahku yang kira-kira sekitar 7 km dari madrasah ini , di depan kantor terlihat tumpukan siswa yang membacasebuahkertasberisitentangpersiapan yang akandibawauntukhariketiga , tiba-tiba salah satu siswa memanggil agung , Doni namanya , Woy Agung ! ada apa Doni?  Didepan kantor ada pengumuman untuk besok ,ya don , aku sudah tahu , besok kita disuruh bawa telur , yang dihiasi dengan tulisan atau gambar –gambar , dan juga sebungkus mie instan . emangnya untuk apa Don? Ya ,aku kurang tahu juga ni,.o yaudah , makasihya don, oke !
Dan tanpa menghiraukan siswa lainnya , agung bergegas menuju parkiran motor , dan mengambil motornya , motornya dihidup kemudian meluncur ditengah-tengah orang yang sedang ramai , beberapa orang merasa kesal dengan perilakunya itu. Motornya melaju dengan kencang .sang Ibu telah menyambutnya pulang dan menyiapkan makanan untuk mengisi perut yang sudahkelaparan . wajah yang terlihat merah ketika berlawanan dengan matahari , leher terasa pegel , pinggang dan pinggul begitu penat , ditambah lagi beban pikirannya mulai menghantui kondisifisiknya , seusai makan , dia terbaring diatas kasur, pelan-pelan rasa penatitumereda , namun kepalanya terasa sakit dan hangat , sekujur tubuhnya bagai kobaran api yang melahap seisi kampung. sang Ibu pun tidak menanykan tentang lelahnya Agung , dan keesokan harinya Agung tidak ha dirsekolah karna demam , bukan hanya itu semangat yang ada dalam dadanya tiba-tiba meredam.
Langkah awal dan tahun pertama Agung , memang tidak mulus  bahkan langkah awal yang dimulai dari rasa demam menyiksanya untuk tidur beberapa hari dikamarnya, beberapa buku-buku yang menghiasi ruang depan rumahnya tiba-tiba berbicara kepadanya , buku-buku itu marah karna selalu diabaikan oleh penghuni rumah ,sambil melihat judul-judul buku  yang bersusun dilemari didepan rumahnya , ratusan buku itu adalah peninggalan sang kakak yang kuliah di Universitaspadang , beberapa buku dengan tema dan judul berbeda – beda mulai menginspirasi di kepalanya , dalam hatinya berkata , jika buku ini berhasil aku cerna , akucecap , atau bahkan aku telan , aku akan menjadi orang terpintar di MAN 1 atau mungkin terpintar di Kerinci yang sesamausiaku, Mutiara IhyaUlumuddin karya Al-Ghazali, Kimiya Assaadah dan Dialog spiritual karya Al-Ghazali dan karya Al-Ghazali lainnya, The Prophet dan sayap-sayap patahnya Khalil Gibran , Menyingkap yang tersembunyi miliknya Annimarie Schimel, Sufi Modern , Kasidah Cintanya Jalaludin Rumi dan puluhan buku-buku tasawuf lainnya , akulahpemenang , buku –buku sastra dan music tidak ketinggalan menghiasi ruang yang berukuran 5×7 Meter itu,BelengguGanas , dan berjejeran buku sastra lainnya, buku-bukumotivasi karya Joseph Murphy , William James, dan banyak lagi buku-buku motivator lainnya, dan yang lebih menantang lainnya adalah buku – buku filsafat , seperti tulisannya Budi Hardiman, dan filsafatnya Karl Marx , Plato , Michel Foucoult , Leonardo da Vinci , dan banyak buku-buku yang menginspirasi lainnya .
3 hari semasa sakitnya itu Agung mulai melahap buku – buku yang mengandung vitamin dan energy itu ,tiba-tiba muncul dalam pikirannya bahwasekolah menjadi hal yang tidak begitu penting dalam benaknya , karna terpengaruh dengan manusia-manusia hebat didikan alam , yang belajar lewat alam raya yang terkembang luas .
Seperti biasanya Agung hidup dalam dunia hayalnya ,disamping ruang depan yang berjejeran buku – buku itu , ada ruang kosong, ruang itu bagai sebuah beranda pelukis yang menghayal dibalik pepohonan yang menghijau,ruang itu bagai gubuk kecil seorang sufi yang memanggil dan mencari tuhan, sebuah lemari berisi barang –barang antic ada didalamnya , seperti kain-kain warisan neneknya yang sudah lama meninggal , dan piring-piring dari berbagai variasi tersusun rapi oleh sang Ibu , yang memang rajin menata berbagai sisi – sisi ruang di semua bidang rumahnya . diruang itu, ditemani sebuah bola , dari bola tennis, bola pimpong , atau bahkan kelereng dibuang kedinding , dan berbalik ke Agung , Agung pun menyambutnya, sambil melempar bola didinding dirinya hanyut dalam hayalan yang luas , mulai dari hayalan menjadi seorang bupati , Gubenur , Presiden , menjadi Ilmuwan , Penceramah hebat , serta memiliki seorang kekasih yang sangat cantik .
Dalam dunia hayalnya Agung menggambarkannya bagai seorang sutradara menggambarkan sebuah Film , dimana dari kisah pertama sampai kronologi-kronologi yang terdapat dalam hayalan itu , suasana hati menjadi semakin menyenangkan , Misalnya berhayal menjadi gubenur , dimulai dari modalnya untuk menjadi gubenur , semisal menggambarkan dirinya menjadi orang dengan jutaan atau bahkan milliyaran kekayaan , atau karya yang melambungkan namanya tidak luput dari hayalan itu , mislanya menjadi penulis nasional yang berhasil membuat namanya berkibar seantaronegeri . setelah itu proses kampanye yang memakan banyak waktu dan tenaga dikisahkannya dalam hayalan itu , bagaimana caranya menarik massa , mulai dari pasang berbagai pernak –pernik dimana saja , mulai dari warung-warung kopi , pusat belanja , terminal , masjid ataupun diinstansi pemerintah , atau bahkan berkeliling dengan janji-janji palsu disetiap desa , hal ini mengingatkan saya pada salah seorang yang calon gubenur yang berjanji pada desanya , jika beliau menang akan memberi dana untuk kesejahteraan masyrakat sebuah desa, akhirnya tidak diberikannya ketika beliau dilantik menjadi gubenur , hayalannya terus berlanjut dari sosialisasi lewat pamphlet , menjadi kampanye yang benar –benar , kata-kata disusunnya dan diperagakan didepan dinding samping lemari dekat ruang itu, dan sebuah sapu pun menjadi alat untuk berkampanye layaknya seorang Jhon F Kennedy menyapa masyarakat Amerika .
Dinding diruang itu bagai ribuan kumpulan massa yang memadati sebuah lapangan , kata-kata yang ada didalam benaknya terucap seolah-olah hal ini benar – benar terjadi . akhirnya Pilkada itu pun digelar , dan Pasangan Agung dan Iwan berhasil memperoleh suara lebih dari 60% dan menang mutlak atas pasangannya , dan akhirnya dilantiklah seorang Gubenur , dan seterusnya menggambarakan bagaimana layaknya seorang gubenur , begitulah hayalan yang selalu dilakukan Agung untuk mengisi waktu luangnya .
Pikirannya pun mulai suntuk , beberapa jam dihabiskan untuk menghayalkan sesuatu yang tidak jelas baginya , Jam menunjukkan jam 01.00 siang , tiba-tiba ketokan pintu berbunyi “tok, tok, tok “ Agung , sahut sang Ibu , ya ma tunggu bentar , begitu sapaan agung pada orang yang telah melahirkannya , terlihat ibu menjinjing plastik hitam besar , kemudian tanpa ragu –ragu agung menanyakan isi didalamnya , buah apel dan 2 bungkus pical tercium menusuk hingga ke lapisan perut terdalam agung , dan perut agung yang mulai kelaparan akhirnya melahap makanan yang dibeli sang ibu dari pulang kantor .
Dan  kemudian Agung mendekati sang Ibu yang tertidur dikamar istirahat yang berhadapan dengan ruangan tempat Agung berhayal dan membaca buku – buku ,lalu sambil tersenyum , sang ibu menanyakan keadaan Agung , bagaimana keadaanmu Anakku ? alhamdulliah sudah membaik , ya baguslah kalau begitu , dan besok kamu harus mulai sekolah, ya ibu , jawab agung kembali.
Detak jarum jam terus berjalan , suara azan yang keras mulai terdengar dari mushalla itu , itu adalah suara sang ayah yang 5 menit sebelum waktu Maghrib sudah bergegas menuju mushalla yang kira –kira 100 meter dari rumahnya , dan dengan rasa tulus dan ikhlas agung menuju ruang mandi dan mengambil wudhu, dan mulai hanyut dalam suasana khusuknya shalat . benar sekali air mata tidak kuasa dia bendung saat suasana hatinya dengan tidak sengaja menetesi air suci kepipinya meski dalam keadaan shalat , beberapa ulama sering melakukan hal sama, misalnya Al-Ghazali beliau merasakan indahnya shalat ketika , beliau melupakan segala persoalan dan urusan dunia yang membelitnya ,  Rumi bahkan setiap malam larut dalam kecintaannya dengan Allah ketika beliau menghadap kiblat dan rukuk serta sujud, Usman Bin Affan sahabatnabi bahkan menangis tersedu-tersedu ketika mengingat dosa- dosa kecil yang dialakukan setiap waktu. Tangisan sangat berarti dimana dia mengadu semua urusan hanya kepada Allah tuhan yang tidak pernah tidur , penjaga 24 jam non stop, polisi dan penegak super hukum, Allah yang selalu mendengar kata-kata yang terlempar dari mulut kita, Allah tersenyum , ketika kita meminta-meminta dan berdoa kepadanya dalam keadaan susah ataupun bahagia.
Agung melangkah menuju kamarnya , perlahan-lahan pintu kamar didorong , didalam kamar terlihat Einsten yang sedang menjulurkan lidahnya ,dan disebelahnya terlihat manusia berambut gimbal yang melegenda di dunia musik,dengan hisapan rokok dengan gaya khas,Komputer pemberian sang kakak menunggu untuk disentuh ,Komputer itu pengen di jablay oleh Agung, Agung mulai menyapa computer keluaran 2003 itu,hai computer , bisakah kamu jelaskan kepada ku kenapa semua menganggapmu itu penting? Padahal bagiku engkau hanyalah plastik murahan yang mungkin dihasilkan dari hasil-hasil pemulung sampah, Sambil memukul kesing monitor itu,Komputer akhirnya sedikit marah,Komputer itu mulai bersenandung,Agung aku sedih engkau tidak pernah bersamaku lagi , engkau keasyikan dengan Nokia , hanya untuk mengirim  kata-kata gombal , pada wanita yang engkau anggap penting,asal kamu tahu Agung aku lebih menyayangimu daripada Nokia itu , Tiba-tiba agung pun tidak kalah bersuara,  Kamu itu tidak bisa dibawa kemana-mana, kamu itu lemah dan tertidur dalam kamar  , sementara aku sendiri bosan dengan kamar ini , aku butuh kamu ketika ada orang yang menyuruhku untuk mengetik surat-surat penting itu.
Komputer terdiam , dan terlihat air mata mulai mengurai kesedihan , suasana menjadi haru , tahukah kamu , penulis terhebat seperti J.K Rowling, itu tidak bisa menghasilkan Novel melegenda Harry Potter , kalau tidak ada aku, Laskar Pelangi yang ada diatas meja itu , itu adalah hasil persahabatan  aku dengan Andrea Hinata, kalau tidak ada    Novel yang dihargai milyaran itu tidak akan selesai, Bill Gate yang menjadi orang terkaya didunia itu karna aku, aku rela mereka memakaiku hanya untuk kreativitas mereka.penulis, ilmuwan , teknokrat, tau bahakn pengusaha-pengusaha itu berutang budi padaku, agung Mulai terdiam , tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya , perlahan – lahan nafasnya ditarik , baiklah kalau begitu , aku berjanji bersamamu selalu , aku ingin menulis bersamamu , ingin engkau hiburkan dengan lagu-lagu merdu itu , aku ingin engkau mengenalkan aku pada dunia, Engkaulah komputerku , engkaulah kekasihku.
Mulai hari itu Komputer bagai pacarnya, ketika Agung sedih, beberapa kata muncul di layar monitor dengan ukuran 14 inci itu, beberapa lagu bahkan meninabobokkan Agung , melupakan segala benak kesah yang terjadi padanya ,dan larut dalam indahnya dunia mimpi.
Jarum jam berdetak , beradu dengan suara kantuk yang masih berselimutkan mimpi, sebuah bulatan putih yang menempel pas di atas kepalanya, berbunyi, bagai bunyi lonceng sang pangeran dalam istana , namun sang pangeran tidak juga bangun dari mimpi indahnya, Asshalatukhoirulminannaum yang menggetar seisi kampung , tidak bisa menghentikan Drama yang menghantui ruang kosong pikirannya, sang ayah yang masih asyik dengan bulatan serbih akhirnya segera bergerak menuju kamar , bagai seorang panglima yang bergerak menuju basekamp pasukan , suara tok,tok, tok terdengar keras, berulang kali , Agung pun terbangun dari mimpi , Agung, Agung , ayo sholat , ya , yah , tunggu sebentar , Ayolah , tidurnya udah dulu , ayo shalat,. Ya, ya ayah , Agung dengan percaya diri melangkah menuju kamar mandi, ketika kaki melangkah , terasa bagaikan gempa yang menghempas laksana buaian  ,mata yang sayu untuk bangkit , bahkan masih terlena dengan mimpi, Agung akhirnya tiba di ruang mandi itu , dengan melafadzkan niat wudhu, air pagi itu terasa bagaikan salju, benar sekali , Kerinci dipagi hari adalah erofa di musim salju, banyangkan saja, aku beku, kamar mandi di pagi hari bagai kulkas saja , tapi sudahalah, Agung bergegas menuju aula kecil untuk bermunajat pada sang khalik.
 Bulatan hitam dengan dua jarum di ruang depan rumahnya menunjukkan pukul 06.30, pakaian putih biru sudah terpasang dengan lengkap di sekujur tubuh, potongan rambut terlihat jadul , beberapa jerawat senantiasa bertamu dimukanya , begitulah kehidupan remaja menuntut ketertarikan daya interpersonal , remaja bagaikan dua sisi mata uang, yang satu dengan yang lain berlomba-lomba dan saling tarik menarik , namun Agung dengan percaya diri bersiap menuju madrasahnya , motor disiapkan untuk minum premium yang harganya melonjak tajam waktu itu, dengan bismillahirrohmanirrohim , motornya meluncur menuju jalan raya , beberapa cewek hilir mudik melintasi jalan raya , mereka bergegas menuju sekolahnya masing-masing, ke pd an agung tiba-tiba runtuh ketika dipikirannya melintas rasa tidak percaya diri pada cewek-cewek itu.namun motornya terus merajai jalan-jalan yang dipenuhi lubang-lubang.
Beberapa Polisi menunggu disetiap sudut-sudut persimpangan sambil melambaikan tangan, pagi itu Sungai penuh benar-benar ramai, motornya melaju hampir menyentuh kawasan Bangunan biru itu, dipersimpangan madrasah Polisi tetap Bersiap, terlihat jalan menuju sekolah sudah terlihat sepi , ketika didepan pagar ,ternyata ada yang lebih tegas dan seram dari Polisi yang berjaga di persimpangan , yaitu guru-guru piket yang bertugas hari itu , yang dikomandai oleh Mr.Maher yang sedang menyiapkan barisan para siswa, ternyata hari itu saya terlambat 4 Menit, Agung tiba-tiba ditahan oleh Pasukan Khusus, ya, pak , kamu tidak bisa masuk karna ini sudah terlambat, beberapa orang terlihat terlambat waktu itu dan ditahan oleh Pasukan Khusus, Pasukan Penegak disiplin MAN 1 itu terdiri dari beberapa guru yang menyeramkan , mereka masing-masing punya kualitas yang disegani oleh para siswa, namun enaknya mereka tidak menilang kami yang terlambat, hanya saja kami disuruh berdiri didepan barisan , waktu itu luar biasa malunya saya , hari pertama belajar yang sangat memalukan.
Agung berpura – pura , menoleh ke kiri tepat dengan arah kebun kelas XA, biar mukanya tidak ketahuan oleh para siswa – siswi lainnya , yang mengenalnya sebagai orang bandel, para siswa terus tertawa ,Agung  benar-benar malu waktu itu,  Terlihat diruangan paling pojok seorang panglima besar menhampiri lapangan , beliau adalah Kepala Madrasah, yang terlihat laksana Bung Tomo yang berapi-api ketika menundukkan tentara sekutu, sapa manis mulai diarahkan kepada siswa –siswa yang tidak telat, Alhamdulillah Aman , begitu ucap Agung dalam hati,”Saya berterima kasih kepada yang tidak terlambat, kalian telah menjunjung tinggi peraturan dan disiplin MAN 1,Aku mulai menunduk, dan jantung bagai pukulan ketokan palu sang hakim , yang keras , bercampur rasa takut dan cemas, teman-teman yang terlambat, bahkan mengelus-elus dadanya, sangat ketakutan kalau-kalau pimpinan madrasah itu menghampirinya, pidato pun selesai, dan para siswa yang tidak telat disuruh memasuki areanya masing-masing , sangat tertib , bagaikan memasukkan segerombolan bebek ke dalam sarangnya , Tiba-tiba Mr.Maher dengan nada kesalnya , menyuruh para rombongan haji yang tersesat di mina, begitu sebutan Mr.Maher untuk yang terlambat, dan saya termasuk rombongan tersebut. Para siswa pun mulai melihat kami dengan tertawa terbahak-bahak, terlihat Doni dan teman –teman MTS lainnya mulai mengarahkan tertawa ejekan kepadaku. Ya sudahlah. Nasib, nasib,Pak Ruslan memang tidak memarahi kami-kami yang terlambat, tapi pagi itu kami ditugaskan ditempat khusus, di lokasi paling belakang,
Mr.Maher mulai mengarahkan pasukan, kami mengikuti arah komando, tanpa ada satupun dari kami yang lari dari misi khusus itu,beberapa orang terlihat membawa senjata perlengkapan, dan sebagian ada yang membawa kendaraan untuk mengangkut musuh-musuh yang mati, menyusuri berbagai ruangan , mulai dari ruang guru, terus turun menuju ruang keterampilan , yang dipenuhi mesin-mesin jahit,dan sebelum berperang, kami masuk dalam ruang khusus, didalamnya sudah menanti perlengkapan-perlengkapan perang,akhirnya dengan perlahan-lahan kami diarahkan pada arena pertumpuran , benar sekali , musuh perperangan itu adalah tumpukan sampah-sampah, dan rumput –rumput disekitar Tempat pembuangan Sampah atau istilah Krennya TPA, waktu itu musuh benar-benar banyak, bekas plastik, mulai dari Mie Sedap, Mie Kare, Mie Sakura, Mie Gelas, ada lagi Plastik bekas keripik, kacang bertumpukan, bau-bau yang sudah mengendap selama 4 hari menusuk menuju lubang hidung yang paling dalam,bahkan ada diantara pasukan yang mengeluh , karna bau itu, Sang Komando dengan santai memberi arahan, semua tumpukan plastik disini harus bersih dan dibakar , ingat waktu kalian hanya 1 Jam, jika kalian tidak menyelesaikannya , maka tugas kalian akan ditambah. Semua Pasukan bergegas untuk menyelesaikan tugas pertama pada hari pertama itu.






Surga yang kami Pijak






Matahari mulai menyapa pagi , dengan alunan suara burung dan lambaian pohon menari –nari dibalik sejuknya pagi, bagunan biru yang panjang menghiasi sebuah kampung , yang dikenal dengan Desa Koto lolo. Pepohonan dan bunga-bunga menghiasi setiap taman kelas yang disiram setiap harinya , sebuah madrasah dengan gelar berprestasi dipundaknya , memberi makna yang tidak biasa bagi kami dan siswa semuanya , pagar besi adalah gerbong utama ketika kita mulai menginjakkan kaki di bangunan biru itu , sambutan khas dan senyuman indah guru-guru menyapa setiap siswa ketika memasuki lahan Kampus Biru , begitu sebutan sebagian orang terhadap madrasah ini.
Suara nyaring nan indah menggema , ketika nada-nada allah dibaca serentak oleh setiap siswanya, setiap pagi tadarus itu bahkan menjadi rutinitas yang tidak bisa diitnggalkan , ketika suara “tet, tet , tet” dari ruang guru itu dibunyikan , siswa bergegas mengambil kitab suci Al-Qur’an , semua kegiatan selain itu di berhentikan sejenak untuk menghormati kitab pusaka umat Islam ini. Begitulah kesehariannya .
Senin itu , Seragam putih dan biru terpasang diseluruh bagian tubuh siswa berprestasi ,dilengan baju siswa terpampang segitiga dengan obor dan Al-Qur’an , begitulah tanggung jawab yang dipegang para pelajaranya , memang begitulah adanya , pidato berapi-api Kepala Sekolah mulai menggetar ditelingaku , Drs.Ruslan Hs, M.Pdi. Nama beliau, pimpinan madrasah Hebat itu sedang berbicara mengenai “ kedudukan pelajar dimata masyarakat luas , khusunya Kerinici, itulah yang yang ada dilengan seragam para siswanya , suatu tanggung jawab kita pada Masyrakat terhadap nilai-nilai agama Islam yang santun .
Cerita senin adalah sebuah intro dari dari lagu-lagu indah dan merdu , alunan kebangsaan melekat dihati para pelajar , barisan tersusun bagai pasukan TNI siap tempur . Senin , para pelajar diwajibkan untuk memakai pakaian lengkap dikepalanya melekat topi hitam , dasi biru menghiasi dada pelajar , dengan semangat yang menggebu-gebu , begitu juga dengan pelajar wanitanya , semua begitu rapi . suara dari mikrofon itu mulai terdengar , Bendera merah putih mulai terkibar menghiasi langit biru dengan cahaya matahari yang bersinar cerah , tangan dikening penuh hikmat mengiringi naiknya merah putih , bendera merah putih terkibar dengan ketinggian 6 Meter . butir-butir pancasila dan naskah Undang-undang dasar mulai terdengar , sebuah janji mulai diikrarkan dengan niat suci . butir-butir janji harus dipahami sebagai kewajiban para pelajar . adapun butir – butir janji itu adalah:
Janji Siswa
Bismillahirrohmanirrohim , kami siswa – siswi MAN 1 Sungaipenuh dengan ini berjanji :
1. Bertakwa kepada Allah SWT
2. Patuh dan taat kepada Ibu/Bapak serta guru kami
3. Menjunjung tinggi peraturan dan tata tertib Madrasah
4. Belajar dengan Ikhlas , rajin , tekun dan gembira.
Janji yang keluar serentak dari mulut para siswa adalah landasan mereka bergerak , poin pertama pada janji itu adalah ketakwaan pada Allah swt , dimana setiap siswa dituntut untuk melakukan semua perintah Allah dan Menjauhi larangannya, ketika jarum jam mengarahkan pukul 12.10 , mau tidak mau seisi madrasah harus berhenti dari segala urusan , baik itu para siswa , guru , pegawai dan lainnya .
Dimesjid muncul suara yang begitu keras dan membumbung tinggi , dengan nada persuasive seorang guru dan ulama itu sedang memanggil semua penghuni madrasah berprestasi itu, mari kita merapatkan diri menuju masjid, ayo kita sholat , shooolat ,, shhooooolat… tidak ada alasan apapun untuk tidak , kecuali bagi perempuan yang berhalangan , selebihnya diwajibkan untuk shalat . beliau adalah Buya Sabri , ujung tombak keagamaan dimadrasahku , berbekalkan ilmu agama yang matang , serta terlibat dalam kegiatan keagamaan baik dari kalangan MUI , NU , dan lainnya. Sosok beliau memang energik , meski rambut terlihat putih , berkacamata layaknya seorang professor beliau tampil mempesona didepan para siswanya , umur beliau kira- kira 60 tahun , tidak menghalangi beliau untuk mengajak para warga MAN 1 untuk beribadah terutama shalat .
Strategi ajakan beliau begitu bagus , bermodal suara lantang , atau bahkan ditangan beliau terlihat sebuah buku , dan dengan nada senyum , beliau berhasil mengajak siswa MAN 1 , seperti halnya mengajak binatang ternak , begitulah keadaan siswa di madrasah ini , beberapa siswa juga terlihat menghiraukan panggilan suci itu , namun sekali lagi Buya Sabri tidak pernah kehilangan akal untuk selalu mengajak – untuk shalat , beribadah dan berlomba-lomba dalam kebaikan .
Poin kedua dalam janji siswa itu adalah patuh dan taat kepada ibu/Bapak serta guru kami , penghormatan kepada orang tua adalah ajaran penting di Madrasah ini , hari kedua ketika menginjak bangunan biru yang bebas dari sampah dan asap rokok ini , Agung bersama dengan siswa baru lainnya , tiba-tiba berkumpul diruangan berkapasitas 700 orang lebih ini , kursi yang semulanya disusun rapi , tiba –tiba dilipat ke bagian belakang , kami tiba – tiba duduk dilantai keramik yang bersih dari debu dan kotoran , a , seorang Pembina Osim yang akrab disapa Mr. Maher , mulai bersenandung dengan kata –kata yang indah , layaknya seorang enterpeuner yang menarik perhatian pelanggannya , kami disusun bersaf layaknya shalat berjamaah , siswa cewek duduk dibagian kanan , sementara cowok berada dibangian kiri , dengan posisi duduk bersila, bagai seorang sufi yang bertahanus disebuah gua , suasana menjadi terdiam , ketika Mr. Maher menyuruh semua suara dihentikan , baik yang keluar dari mulut atau benda lainnya . ketika bersamaan keheniganpun menghampiri suasana jiwa siswa baru saat itu , terlihat kekhusyukan mulai menyelimuti raga para siswa baru itu , tiba – tiba instrument music Kitaro mulai terdengar , akhirnya dengan suara yang sangat lembut , Mr.Maher mulai mendendangkan kata demi kata , nada puitis dan penuh keharuan membawa kami terbang dalam suasana begitu mengharukan .
“Ibu , engkaulah yang melahirkan kami dengan penuh kesakitan , engkaulah yang mempertaruhkan hidup dan matimu untuk bayi kecil yang cantik , lucu ataupun tampan , air susu yang keluar dari jiwamu itu telah membesarkanku, tangan yang engkau ayunkan semasa kecil telah membawaku mengenal dunia yang penuh berbagai persoalan . Ketika aku tumbuh menjadi besar , mulutku bahkan sering mengucapkan nada-nada yang menyakitimu , atau bahkan membuat engkau menangis ibu ,senyuman tulus yang engkau berikan dipagi hari bahkan sering aku abaikan ibu . Ibu anakmu ini sering melawanmu ibu , anakmu ini sering melanggar apa yang engkau bilang padaku Ibu , Ibu ketika matahari menampakkan sinarnya dalam hatimu bergejolak rasa ingin berkerja untuk menghidupi kami yang telah banyak kebutuhan ini ibu ,engkau bahkan tidak mengenal matahari yang menyengat dan menusuk hingga kesekuruh jiwamu ibu , dan badanmu bahkan bermandikan keringat yang bercucuran ibu , dan ketika matahari redup , engkau pulang untukku ibu , yang sudah kelaparan menunggumu Ibu . dan aku menyuruhmu untuk memasak Ibu , sambil memarahimu ibu , dan aku sangat keterlaluan padamu ibu , dan engkaupun pusing memeikirkan tingkah lakuku ibu , dan engkaupun terbaring dikasur , keesokan harinya engkau jatuh sakit Ibu , bahkan demiku Ibu engkau rela melawan rasa sakit yang engkau derita hanya untuk menghidupi aku Ibu , tiap hari engkau terus seperti ini Ibu .
akhirnya engkau jatuh sakit , dan terbaring lemah dikamar , dan aku bahkan menghiraukan engkau yang jatuh sakit Ibu , dan engkau meminta aku untuk membeli obat , namun aku memilih untuk bermain dengan teman-temanku Ibu , dan akhirnya engkau dibawa kerumah sakit , dan aku ditelefon oleh pihak sekolah , dan aku datang kepadamu , setelah aku menginjakkan kaki dirumah sakit itu , aku melihat engkau telah terbaring , dan aku meminta maaf dan menangis dihadapanmu Ibu , namun tanpa disengaja , engkau telah dipanggil Oleh Allah Ibu , aku benar- benar sedih ibu , aku telah kehilangan engkau Ibu , aku telah bersalah padamu Ibu , Maafkanlah aku Ibu yang bersalah padamu .engkau lah yang mengajari aku tentang ini dan itu, ampuni anakmu Ibu , Ibuu,,ibuuuuuu, ibuuuuu, sesuap nasi yang aku telan adalah , dagingmu yang bekerja keras disawah , lading , dan ditengah terik matahari , segelas air yang aku minum tiap paginya adalah keringatmu yang bercucuran, baju sekolah yang aku pakai adalah hasil pinjaman yang engkau pinjam ke tetangga kita, hanya untuk biar aku bisa sekolah ibu , uang jajan yang engkau berikan padaku adalah tabunganmu yang engkau sisihkan ketika engkau menjual hasil panen sawah dan ladangmu,ibu ketika engkau pergi meninggalkan aku ,aku kehilangan pagiku ibu , aku kehilangan belaianmu, yang mngubah aku dari sikap keras menjadi begitu lembut ibu, Ibu , darah yang mengalir dalam tubuhku adalah darahmu yang rela engkau korbankan untuk kehidupanku .
begitulah engkau Ibu , yang memberiku senyum indah setiap pagi , yang merapikan tempat tidurku ketika aku berangkat dari tempat tidurku, yang meninabobokan aku ketika mataku tidak bisa terpejam dimalam hari , engkau lah ibuku , bidadariku , pahlawanku dan semuanya untukku.”
Air mata para siswa baru menetes , ketika nada-nada indah tentang seorang Ibu dibacakan bagai tetes air hujan yang menetesi pepohonan dan tanah –tanah dimusim kemarau,begitulah arti penting seorang Ibu dan orang tua di madrasah berprestasi ini.
Jailani beserta siswa baru lainnya , bergeges untuk menuju kediaman masing-masing , setibanya Jailani dirumah , kaki Jailani melangkah menuju kamar tidur sang Ibu , sang Ibu terlihat lelah pulang dari kantornya , pelan-pelan tangan jailani mengelus rambut sang Ibu yang mulai memutih , tangan sang Ibu dipangku , terdengar satu kata dari mulut Jailani , aku sayang engkau IBU…
Hari ketiga di Madrasah , Jailani merasa gundah , suara – suara bising siswa baru terlalu membosankan baginya , satu – satu siswa baru dikenalinya ,meski Jailani tidak begitu menikmati madrasah berprestasi ini , tiba-tiba Jailani duduk sendiri di pojokan taman samping ruang guru , pikirannya melayang menuju Madrasah Unggul Cendikia Kota Jambi yang gagal dimasukinya , andai saja aku lulus di MAN Cendikia Unggul Jambi , pasti aku akan menjadi orang yang sangat bahagia. Ini yang sering membayangi pemikirannya .
Tiba – tiba saja salah satu siswa menghampirinya , hay , kenapa kamu berdiam diri disini ? tidak apa – apa , aku Cuma perlu duduk santai sejenak , sambil melepas rasa penat yang membelit sekujur tubuh . oh ya , perkenalkan namaku Angri , aku dari Koto Payang , boleh aku tahu dimana Koto payang itu ,respon Jailani. Koto paying itu perpecahan dari Desa Semumu , kamu tahu semumu kan?? Apa , Semumu? Ya semumu … Semumu itu tempat pemakaman para pahlawan – pahlawan yang gugur dalam mempertaruhkan nyawanya hanya untuk satu kata , yaitu “ Merdeka “ Jika kamu dari Madrasah ini , terus menuju kesimpang bawah , setelah itu kamu belok kiri dan terus saja sampai kamu menemukan tulisan dengan nama Makam Pahlawan .
Itu sangat dekat dari sini , ketika kamu berjalan lurus, kamu akan melihat Kios Bensin , yang mulai rusak , karna tidak ada yang memperbaikinya , atau mungkin pemiliknya sudah tidak punya modal lagi untuk memperbaiki kios bensin tersebut, beberapa orang memang harus Antri , atau bahkan Jam 3 sore bensinnya sudah habis , kasihan juga kan para pengendara sepeda motor ! ya , kan kita bisa Beli Bensin diluar , ya emang sih , tetapi kalau diluar Kios , Bensin sering dicampur dengan air , sehingga motor yang kita isi kan bensin bisa mogok , atau bahkan rusak . Zaman sekarang memang penipuan seperti itu hal lumrah yang sering menghampiri masyarakat kita , penyakit seperti ini seaakan telah mengakar dalam jiwa masyarakat yang memang seperti itu adanya .
Setelah itu kamu akan melewati STM dan SMEA , tapi kalau para pelajar yang berjalan di sana , mesti hati – hati . emangnya kenapa ? Disana seringkali terjadi tawuran antar pelajar , para pelajar yang berandalan terlihat bagai orang yang tidak berpendidikan , kalau kita membunyikan Klason , ataupun memutar gas motor yang keras dan kencang , mereka akan mengejar kita , kok bisa seperti itu? ya , mereka kan dalam kondisi seperti orang gila , kalau kita mencium mulut mereka , tercium aneh , karna konsumsi Alkohol , bahkan diantaranya ada yang pakai narkoba. Mereka kan pelajar ? Ya justru karna pelajar , mereka bangga , memperlihatkan perilaku setan yang tidak bermoral dan beretika itu.
Oh ya , kalau boleh tahu namamu siapa? Kan kamu Belum Nyebut namamu, namaku Agung Iranda. ooo, agung ya , berarti kita satu lokal , kok kamu bisa tahu , tadikan aku lihat nama-nama dilokal A , ya aku urutkan dari yang A sampai ketemu namaku , ya aku jadi kebaca nama kamu juga .
O ya gung, ayo kita bermain – main , sambil melihat apa-apa yang belum kita lihat dari sekolah ini ,tahu nggak. , Aku begitu bahagia ketika diterima disekolah ini , apalagi melihat bangunan sekolahnya yang begitu megah dan tersusun rapi , dibenak Agung ingin mengatakan hal yang sama , tapi hatiku tidak bisa berbohong kalau aku tidak sedang berbahagia berada di Sekolah ini .
Tiba-tiba suara dari mikrofon mulai terdengar,Semua siswa dikumpulkan bagai Pasukan Prajurit yang ingin diarahkan menuju area pertempuran , beginilah hebatnya MAN 1 , juaranya baris berbaris, sederat penghargaan terbaik 1 Barisan Indah menghiasi Ruang TU , bagaimana tidak kami dilarang untuk melihat kekanan atau ke kiri , bahakan kadang –kadang panas matahari yang menyengat dihiarukan , kami dijemur , seperti ikan asin yang baru dibawa dari Pesisir yang dijemur diterik matahari yang begitu panas.
Kaki terasa penat , leherpun ingin segera diputar – putar , tangan rasanya ingin membentang ke langit luas untuk menyatakan kebebasan , dan akhirnya aku memilih untuk duduk dibelakang , tiba – tiba suara mikrofon terdengar begitu keras , dengan nada tinggi , dan wajah Pembina Osim yang mulai merah , seperti seekor singa yang ingin menerkam mangsanya . hoy , kenapa kamu duduk , dan siapa yang menyuruh kamu duduk,aku begitu malu saat itu , semua mata tertuju padaku , aku yang dikenali oleh para siswa di MTS Model , menjadi berubah ketika aku berada di Madrasah Berprestasi itu , aku bagai orang asing , terlihat muka – muka sinis mengahadap ke raut wajahku . hatiku terasa panas , ingin rasanya aku berteriak kepada mereka – mereka , kalau aku benci kalian semuanya.
Saat itu Agung yang di MAN , bukan lagi Agung yang di MTS Model yang sering dipercayai Pembina OSIM dan Waka Kesiswaan MTSN Model ,bukan lagi Agung yang patuh , rajin , dibanggakan lainnya , Agung berubah 180 derajat dari ketika dia MTS Model dulu. Detik itu, ingin rasanya agung pergi dari barisan siswa itu, tidak ada yang meghiraukannya , dadanya seperti tertusuk , nafasnya tiba-tiba berhenti, ketika hari keduA di MAN 1 dia harus dimarahin dengan keras oleh Pembina OSIM , dan terlihat wajahnya seperti seekor kucing yang melihat seekor tikus. Dia seolah olah terdampar ditempat pengasingan dimana tidak ada satu pun yang ingin menghiraukannya, atau bahkan mengenalanya .
Dan setelah itu , Mr. Maher dengan suara tegas dan membumbung tinggi mulai terdengar , “ kembali saya tegaskan , sekolah dan Madrasah ini adalah sangat disiplin , bukan hanya dalam barisan seperti ini , disini kalian akan dididik dengan tegas, semua peraturan harus kalian patuhi , jika hal itu tidak kalian lakukan , maka kalian tidak akan merasa betah dan senang disini , Pakaian kalian harus rapi , yang cowok pakai celana hitam dan baju busana muslim , dan tidak boleh pakai jeans, sedangkan yang cewek , pakai jilbab, rok , dan tidak boleh pakai celan , seperti hari ini , MOS ini tidak main – main , Jika kalian melanggar ada hukuman yang tegas yang diatur disini . kalian mengerti itu? Semua siswa terdiam . , kenapa kalian diam , jika kalian siap , maka jawab siap … apakah kali siap untuk patuh terhadap peraturan ? siaaaaap . lebih keras ,apakah kalian siap untuk mematuhi peraturan ,? Siiaaaap . …. . baiklah kalau begitu , perlu kalian ketahui MAN 1 memeliki banyak tata tertib , mulai dari masalah pakaian , proses belajar , kegiatan – kegiatan penting , tingkah laku harus mencerminkan Islam , disini kalian dituntut untuk bertanggung jawab kepada diri kalian sendiri, bukan Cuma itu , sampah –sampah yang bertumpukan tiap pagi didepan kelas , didepan rungan , didepan kantin , dibelakang , didekat masjid , semuanya harus bersih dari sampah , jika tidak kalian akan diberi sanksi .
Mr, Maher tidak hanya pandai menegak disiplin , beberapa kelucuan yang dilakukannya kembali memukau para siswa baru yang mengikuti MOS saat itu , seperti , saat beliau menanyakan tentang apakah kalian sudah makan , ?? semua siswa menjawab belum , ya sudah , ntar semua saya bawa ke warung makan , semua siswa merasa gembira bisa makan gratis , namun kalimat terakhir dari Mr.Maher tapi kalian yang bayar . semua orang tertawa, meski semua siswa merasa bahagia dengan kelucuan Mr.Maher , beda halnya dengan Agung , senyumannya tidak segembira hatinya , kelucuan itu dinilai tidak penting baginya , dan banyak hal-hal yang tidak nikmat yang dirasakannya.
Seusai memberi pengarahan semua siswa baru begitu lelah , beberapa warung disekitar Madrasah dikerumuni seperti gerombolan semut terhadap gula, perut siswa baru berbunyi dan bergetar , bahkan sebagian dari mereka berlari menuju warung makan warung itu , bagai seekor elang yang memangsa ayam . yang mulai kelaparan .
Disekitar MAN 1 terdapat berjejeran warung –warung , mulai dari warung lontong , pempek , bakso , Mie Ayam , gorengan yang terlihat begitu sedap untuk dimakan , di dalam MAN 1 sendiri terdapat Waserda , atau warung serba ada , dan agung dan kawan-kawannya lebih sering menyebut , warung pak syam . karna yang menjaganya namanya pak syam , beliau begitu ramah terhadap siswa-siswanya , dan para siswa begitu menikmati makanan dan obrolan bersama pak syam .kalau sedang istirahat , bahkan para siswa rela berhimpitan , terkadang bau ketingat para siswa beradu dalam ruang berukuran 5 × 4 meter itu. Namun hal itu tidak jadi masalah , asal dapat menyantap , sejumlah makanan di sana , mulai dari nasi goring , mie goreng , sejumlah snek, gorengan , keripit , dan banyak lagi makanan lainnya .inilah yang membuat para siswa merasa Waserda tempat paling menyenangkan di MAN 1 Sungai Penuh.





Pasukan Elang

Mentari mulai tersenyum , kilauan matanya menyejukkan bumi , dibawahnya rerumputan dan pepohonan menari dibalik irama merdu burung-burung dan alunan gitar sang musisi sekali-kali menggetarkan telinga . jailani lelaki berjenggot dan berambut tegak terlihat menghidupkan motornya, yang beroda dua bermesinkan honda , yang tempat duduknya dilapisi koran , plat rodanya dibuat seperti bintang kehitaman , di lampu belakang terlihat dengan jelas sebuah poster bewarna hitam dan merah kecoklatan , dan bergambarkan sebuah kaligrafi yang menyerupai bintang bewarna kuning , yang dibawah logonya tertulis republik cinta, ya benar sekali Jailani adalah Baladewa sekaligus pengagum berat Ahmad Dhani dan Republik Cinta.
Sang mama sudah membungkus sebuah bekal yang dilapisi kertas kecoklat-coklatan , sederat botol aqua bekas beriringan disamping meja makan, masing – masing botol aqua menunggu untuk diisi air dan dipakai oleh sang majikan , ini mengingatkan Jailani pada kios Pom bensin Muradi , salah satu Kios bensin terbesar di Kerinci milik Muradi , seorang pengusaha yang beranjak menjadi politisi di senayan . dimana pengemudi kendaraan harus antri lama untuk mendapatkan bensin , atau bahkan sering berhari-hari hanya untuk 3 liter bensin . Mama panggilan akrab Jailani kepada orang yang telah mengeluarkannya dari pabrik ketuhanan dan reprodusi, orang yang selama ini menghapus air mata jailani ketika menangis , tangan yang menyuap nasi dan makanan yang bergizi kedalam tubuh Jailani. Orang yang begitu mencintai Jailani .
Sebelum berangakat ke sekolahnya, Sang Mama berkata “ Anakku sayang hati-hati ya dijalan , jangan bawa motor ngebut , dan semoga sukses di sekolah . dengan nada lunak , dari mulut Jailani terucap kata “ Baiklah Mama” , sang ayah tidak ketinggalan berkata , jangan lupa bismillahirrohmanirrohim anakku . baiklaha ayah “ sahut jailani kembali .
Putaran roda motor Jailani, mengintari kerinci , udaranya merasuk hingga ke tubuh jailani, sekali-kali tangan jailani menggigil saat memutar gas dan kecepatan motornya, bukit- bukit dan awan menyelimuti hawa dingin di pagi itu,suasana hati jailani tidak pernah berhenti berkata ,” bahwa aku begitu bahagia” begitulah Jailani, ke PD annya terlalu tinggi , Helem yang mulai kusang , terlihat seperti tanah yang mulai retak , kacanya seperti kaca yang dibakar , dan tergores-gores , seperti halnya coretan anak kecil dibuku gambarnya , suara klason motor Jailani berbunyi pagi itu , ketika beriringan dengan Wali Kelas sekaligus sang guru favorit, buk Adawiyah , tumpukan daun –daun yang berceceran , dan palstilk bekas makanan , bertumpukan didepan dan dikelas Jailani , Jailani bergegas mengambil sapu dari kumpulan lidi yang dijadikan satu , ember hitam disediakan untuk memasukkan bekas plastik dan dedaunan , konsistensi Jailani sebagai ketua Kelas , selalu diperlihatkannya setiap pagi hari , dikala berperang melawan yang namanya sampah .
Abdul , laki-laki patuh dan rajin itu bagai asisten sang ketua kelas dalam bidang lingkungan dan perlengkapan XII PAI , dialah orang kepercayaan Jailani dalam banyak hal , mulai dari urusan sampah , tugas , dan penjagaan perlengkapan XII Pai . bukan sekedar Abdul kekuatan XII PAI , semua siswa di XII pai adalah mereka dengan seribu potensi , meraka dengan segala keunikan , mereka dengan segala prinsip , mereka dengan segala pemikiran . Bukhari siswa dengan tubuh tinggi , berambut lurus , serta gaya rambut yang berubah – rubah , termasuk siswa dengan ingatan yang kuat , beberapa hapalan hadist dilahapnya begitu saja , mulai dari hadist shahih , dhaif dan mutawattir , ide-idenya tentang pembelajaran banyak dituangkan di XII PAI , Suaranya yang merdu ,sedikit mellow menghantarkannya tampil dipanggung Pensi tahun lalu ,berdendang suara tepuk tangan , ruang gemuruh saat lagu saat terkhir dinyanyikan dengan tempo yang tepat .
Pagi itu seusai melantunkan Al-Qur’an , senyum sapa sang Wali kelas mulai menghiasi ruang – ruang yang dihiasi foto – foto para tokoh –tokoh mulai dari sufi ternama , pemimpin terhormat , samapai ilmuwan barat menghiasi ruang yang dianggap surga oleh mereka , Bunda Adawiyah wali kelas sekaligus guru tasawuf dan akhlak merapatkan posisi huruf U , ditengah- ditengahny duduklah sang guru , terlihat wajah yang mulai bergejolak untuk berdiskusi , hari itu kelompok 7 dengan pembahasan Alhallaj dan ajarannya menjadi tema hangat , suara lantang Qadir mulai membumbung tinggi , bantahan teman lainnya ditentang dan Qadir punya prinsip yang sangat kuat , beberapa pendapat bersebrangan dengannya ditentang dengan kata , bahwa saya tidak setuju dengan pendapat anda .
Dilain sisi sang orator dan penceramah hebat yang namanya terdengar di Kabupaten kerinci , membantah pendapat Qadir dengan suara yang tidak kalah tinggi, penceramah adalah Mishri lelaki putih , dengan rambut beragam mode , mulai dari meniru Model artis – artis top dalam dan luar negeri , mukanya yang hampir mirip dengan Pasha ungu , gerakan tangan , serta nada yang ada pada mulutnya begitu menggetar seisi ruang , tiba- tiba bantahan demi bantahan beradu bagai gerbong kereta yang tersendat-sendat , tiba – tiba suara lembut dan berlogatkan jawa mulai terdengar , dengan bermodal sebuah buku ditangan , Harun mengurai teori – teorinya , suasana mulai mendingin , sebagaian ada yang meragukan dan menyetujui pendapat harun ,tiba- tiba suasana malaikat lewat muncul seketika. Telunjuk jailani mulai melambai ditengah kebingungan siswa dengan beberapa teori yang meragukan dikepalanya seperti halnya prajurit yang kebingungan ketika perperangan tiba – tiba berhenti , Mata tertuju pada satu arah , telinga mulai menangkap bahasa – bahasa ilmiah yang dikeluarkan jailani , wali kelas mulai mengangguk-anggukkan kepalanya terhadap teori yang keluar dari mulut Jailani , Bantahan tiba-tiba berhenti dengan gaya ilmiahnya Jailani tidak hanya meyakinkan teman – teman , tapi lebih dari itu Jailani membuat suasana semakin nyaman , bahkan kelucuan tidak bisa terhindarkan saat Jailani membuat suasana menjadi nyaman dan mengasyikkan . itulah Jailani , bermula dari apa yang melekat dikepalanya , telah mengubah XII PAI , tangannya telah membuat istana baru buat teman-temannya , kelas kita adalah surga kita , kebahagian kita , kita adalah satu , kebahagiaan adalah kunci dari kesuksesan , siapa yang berbahagia melakukan sesuatu , maka dia akan sukses. Banyak orang – orang hebat di kelas itu , Agustin , perempuan dengan segala cita-cita dibenaknya , Maisyarah dengan ketelitiannya berhitung , rizal dengan variasi perilaku dan keunikannya , Jefri kelucuan dibenaknya , Riko seniman berkacamata hitam , Iwan olahragawan , Tika dan tari sikutu buku , Edo sijago arab ,sasmita sri mulyaninya XII PAI , Johan konsulnya XII PAI , Putra sang muadzin, Refdi teknokratnya lokal , Anna Rossanya XII pai , mereka bukan orang biasa , mereka bukan rata – rata , mereka adalah pasukan elang , seekor burung yang terbang tinggi diatas langit diatas prinsip dan pemikiran yang mereka yakini kebenarannya , Rajawali yang paruhnya mematok seisi bumi , paginya , siangnya , sorenya hanya ada satu kata. “ belajar “ .