ELANG

Edukatif , Luwes , Agamis, Nasionalisme, Genius

Minggu, 29 Mei 2011

Hari pertama, Tugas Pertama


Suara bel hari kedua MOS berbunyi ,jarum jam menunjukkan tepat pukul 01.00, aku terbaring diruang Mesjid yang kira-kira berukuran 15×20 Meter , ketika itu dengan hati yang senang , aku bergegas menuju rumahku yang kira-kira sekitar 7 km dari madrasah ini , di depan kantor terlihat tumpukan siswa yang membacasebuahkertasberisitentangpersiapan yang akandibawauntukhariketiga , tiba-tiba salah satu siswa memanggil agung , Doni namanya , Woy Agung ! ada apa Doni?  Didepan kantor ada pengumuman untuk besok ,ya don , aku sudah tahu , besok kita disuruh bawa telur , yang dihiasi dengan tulisan atau gambar –gambar , dan juga sebungkus mie instan . emangnya untuk apa Don? Ya ,aku kurang tahu juga ni,.o yaudah , makasihya don, oke !
Dan tanpa menghiraukan siswa lainnya , agung bergegas menuju parkiran motor , dan mengambil motornya , motornya dihidup kemudian meluncur ditengah-tengah orang yang sedang ramai , beberapa orang merasa kesal dengan perilakunya itu. Motornya melaju dengan kencang .sang Ibu telah menyambutnya pulang dan menyiapkan makanan untuk mengisi perut yang sudahkelaparan . wajah yang terlihat merah ketika berlawanan dengan matahari , leher terasa pegel , pinggang dan pinggul begitu penat , ditambah lagi beban pikirannya mulai menghantui kondisifisiknya , seusai makan , dia terbaring diatas kasur, pelan-pelan rasa penatitumereda , namun kepalanya terasa sakit dan hangat , sekujur tubuhnya bagai kobaran api yang melahap seisi kampung. sang Ibu pun tidak menanykan tentang lelahnya Agung , dan keesokan harinya Agung tidak ha dirsekolah karna demam , bukan hanya itu semangat yang ada dalam dadanya tiba-tiba meredam.
Langkah awal dan tahun pertama Agung , memang tidak mulus  bahkan langkah awal yang dimulai dari rasa demam menyiksanya untuk tidur beberapa hari dikamarnya, beberapa buku-buku yang menghiasi ruang depan rumahnya tiba-tiba berbicara kepadanya , buku-buku itu marah karna selalu diabaikan oleh penghuni rumah ,sambil melihat judul-judul buku  yang bersusun dilemari didepan rumahnya , ratusan buku itu adalah peninggalan sang kakak yang kuliah di Universitaspadang , beberapa buku dengan tema dan judul berbeda – beda mulai menginspirasi di kepalanya , dalam hatinya berkata , jika buku ini berhasil aku cerna , akucecap , atau bahkan aku telan , aku akan menjadi orang terpintar di MAN 1 atau mungkin terpintar di Kerinci yang sesamausiaku, Mutiara IhyaUlumuddin karya Al-Ghazali, Kimiya Assaadah dan Dialog spiritual karya Al-Ghazali dan karya Al-Ghazali lainnya, The Prophet dan sayap-sayap patahnya Khalil Gibran , Menyingkap yang tersembunyi miliknya Annimarie Schimel, Sufi Modern , Kasidah Cintanya Jalaludin Rumi dan puluhan buku-buku tasawuf lainnya , akulahpemenang , buku –buku sastra dan music tidak ketinggalan menghiasi ruang yang berukuran 5×7 Meter itu,BelengguGanas , dan berjejeran buku sastra lainnya, buku-bukumotivasi karya Joseph Murphy , William James, dan banyak lagi buku-buku motivator lainnya, dan yang lebih menantang lainnya adalah buku – buku filsafat , seperti tulisannya Budi Hardiman, dan filsafatnya Karl Marx , Plato , Michel Foucoult , Leonardo da Vinci , dan banyak buku-buku yang menginspirasi lainnya .
3 hari semasa sakitnya itu Agung mulai melahap buku – buku yang mengandung vitamin dan energy itu ,tiba-tiba muncul dalam pikirannya bahwasekolah menjadi hal yang tidak begitu penting dalam benaknya , karna terpengaruh dengan manusia-manusia hebat didikan alam , yang belajar lewat alam raya yang terkembang luas .
Seperti biasanya Agung hidup dalam dunia hayalnya ,disamping ruang depan yang berjejeran buku – buku itu , ada ruang kosong, ruang itu bagai sebuah beranda pelukis yang menghayal dibalik pepohonan yang menghijau,ruang itu bagai gubuk kecil seorang sufi yang memanggil dan mencari tuhan, sebuah lemari berisi barang –barang antic ada didalamnya , seperti kain-kain warisan neneknya yang sudah lama meninggal , dan piring-piring dari berbagai variasi tersusun rapi oleh sang Ibu , yang memang rajin menata berbagai sisi – sisi ruang di semua bidang rumahnya . diruang itu, ditemani sebuah bola , dari bola tennis, bola pimpong , atau bahkan kelereng dibuang kedinding , dan berbalik ke Agung , Agung pun menyambutnya, sambil melempar bola didinding dirinya hanyut dalam hayalan yang luas , mulai dari hayalan menjadi seorang bupati , Gubenur , Presiden , menjadi Ilmuwan , Penceramah hebat , serta memiliki seorang kekasih yang sangat cantik .
Dalam dunia hayalnya Agung menggambarkannya bagai seorang sutradara menggambarkan sebuah Film , dimana dari kisah pertama sampai kronologi-kronologi yang terdapat dalam hayalan itu , suasana hati menjadi semakin menyenangkan , Misalnya berhayal menjadi gubenur , dimulai dari modalnya untuk menjadi gubenur , semisal menggambarkan dirinya menjadi orang dengan jutaan atau bahkan milliyaran kekayaan , atau karya yang melambungkan namanya tidak luput dari hayalan itu , mislanya menjadi penulis nasional yang berhasil membuat namanya berkibar seantaronegeri . setelah itu proses kampanye yang memakan banyak waktu dan tenaga dikisahkannya dalam hayalan itu , bagaimana caranya menarik massa , mulai dari pasang berbagai pernak –pernik dimana saja , mulai dari warung-warung kopi , pusat belanja , terminal , masjid ataupun diinstansi pemerintah , atau bahkan berkeliling dengan janji-janji palsu disetiap desa , hal ini mengingatkan saya pada salah seorang yang calon gubenur yang berjanji pada desanya , jika beliau menang akan memberi dana untuk kesejahteraan masyrakat sebuah desa, akhirnya tidak diberikannya ketika beliau dilantik menjadi gubenur , hayalannya terus berlanjut dari sosialisasi lewat pamphlet , menjadi kampanye yang benar –benar , kata-kata disusunnya dan diperagakan didepan dinding samping lemari dekat ruang itu, dan sebuah sapu pun menjadi alat untuk berkampanye layaknya seorang Jhon F Kennedy menyapa masyarakat Amerika .
Dinding diruang itu bagai ribuan kumpulan massa yang memadati sebuah lapangan , kata-kata yang ada didalam benaknya terucap seolah-olah hal ini benar – benar terjadi . akhirnya Pilkada itu pun digelar , dan Pasangan Agung dan Iwan berhasil memperoleh suara lebih dari 60% dan menang mutlak atas pasangannya , dan akhirnya dilantiklah seorang Gubenur , dan seterusnya menggambarakan bagaimana layaknya seorang gubenur , begitulah hayalan yang selalu dilakukan Agung untuk mengisi waktu luangnya .
Pikirannya pun mulai suntuk , beberapa jam dihabiskan untuk menghayalkan sesuatu yang tidak jelas baginya , Jam menunjukkan jam 01.00 siang , tiba-tiba ketokan pintu berbunyi “tok, tok, tok “ Agung , sahut sang Ibu , ya ma tunggu bentar , begitu sapaan agung pada orang yang telah melahirkannya , terlihat ibu menjinjing plastik hitam besar , kemudian tanpa ragu –ragu agung menanyakan isi didalamnya , buah apel dan 2 bungkus pical tercium menusuk hingga ke lapisan perut terdalam agung , dan perut agung yang mulai kelaparan akhirnya melahap makanan yang dibeli sang ibu dari pulang kantor .
Dan  kemudian Agung mendekati sang Ibu yang tertidur dikamar istirahat yang berhadapan dengan ruangan tempat Agung berhayal dan membaca buku – buku ,lalu sambil tersenyum , sang ibu menanyakan keadaan Agung , bagaimana keadaanmu Anakku ? alhamdulliah sudah membaik , ya baguslah kalau begitu , dan besok kamu harus mulai sekolah, ya ibu , jawab agung kembali.
Detak jarum jam terus berjalan , suara azan yang keras mulai terdengar dari mushalla itu , itu adalah suara sang ayah yang 5 menit sebelum waktu Maghrib sudah bergegas menuju mushalla yang kira –kira 100 meter dari rumahnya , dan dengan rasa tulus dan ikhlas agung menuju ruang mandi dan mengambil wudhu, dan mulai hanyut dalam suasana khusuknya shalat . benar sekali air mata tidak kuasa dia bendung saat suasana hatinya dengan tidak sengaja menetesi air suci kepipinya meski dalam keadaan shalat , beberapa ulama sering melakukan hal sama, misalnya Al-Ghazali beliau merasakan indahnya shalat ketika , beliau melupakan segala persoalan dan urusan dunia yang membelitnya ,  Rumi bahkan setiap malam larut dalam kecintaannya dengan Allah ketika beliau menghadap kiblat dan rukuk serta sujud, Usman Bin Affan sahabatnabi bahkan menangis tersedu-tersedu ketika mengingat dosa- dosa kecil yang dialakukan setiap waktu. Tangisan sangat berarti dimana dia mengadu semua urusan hanya kepada Allah tuhan yang tidak pernah tidur , penjaga 24 jam non stop, polisi dan penegak super hukum, Allah yang selalu mendengar kata-kata yang terlempar dari mulut kita, Allah tersenyum , ketika kita meminta-meminta dan berdoa kepadanya dalam keadaan susah ataupun bahagia.
Agung melangkah menuju kamarnya , perlahan-lahan pintu kamar didorong , didalam kamar terlihat Einsten yang sedang menjulurkan lidahnya ,dan disebelahnya terlihat manusia berambut gimbal yang melegenda di dunia musik,dengan hisapan rokok dengan gaya khas,Komputer pemberian sang kakak menunggu untuk disentuh ,Komputer itu pengen di jablay oleh Agung, Agung mulai menyapa computer keluaran 2003 itu,hai computer , bisakah kamu jelaskan kepada ku kenapa semua menganggapmu itu penting? Padahal bagiku engkau hanyalah plastik murahan yang mungkin dihasilkan dari hasil-hasil pemulung sampah, Sambil memukul kesing monitor itu,Komputer akhirnya sedikit marah,Komputer itu mulai bersenandung,Agung aku sedih engkau tidak pernah bersamaku lagi , engkau keasyikan dengan Nokia , hanya untuk mengirim  kata-kata gombal , pada wanita yang engkau anggap penting,asal kamu tahu Agung aku lebih menyayangimu daripada Nokia itu , Tiba-tiba agung pun tidak kalah bersuara,  Kamu itu tidak bisa dibawa kemana-mana, kamu itu lemah dan tertidur dalam kamar  , sementara aku sendiri bosan dengan kamar ini , aku butuh kamu ketika ada orang yang menyuruhku untuk mengetik surat-surat penting itu.
Komputer terdiam , dan terlihat air mata mulai mengurai kesedihan , suasana menjadi haru , tahukah kamu , penulis terhebat seperti J.K Rowling, itu tidak bisa menghasilkan Novel melegenda Harry Potter , kalau tidak ada aku, Laskar Pelangi yang ada diatas meja itu , itu adalah hasil persahabatan  aku dengan Andrea Hinata, kalau tidak ada    Novel yang dihargai milyaran itu tidak akan selesai, Bill Gate yang menjadi orang terkaya didunia itu karna aku, aku rela mereka memakaiku hanya untuk kreativitas mereka.penulis, ilmuwan , teknokrat, tau bahakn pengusaha-pengusaha itu berutang budi padaku, agung Mulai terdiam , tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya , perlahan – lahan nafasnya ditarik , baiklah kalau begitu , aku berjanji bersamamu selalu , aku ingin menulis bersamamu , ingin engkau hiburkan dengan lagu-lagu merdu itu , aku ingin engkau mengenalkan aku pada dunia, Engkaulah komputerku , engkaulah kekasihku.
Mulai hari itu Komputer bagai pacarnya, ketika Agung sedih, beberapa kata muncul di layar monitor dengan ukuran 14 inci itu, beberapa lagu bahkan meninabobokkan Agung , melupakan segala benak kesah yang terjadi padanya ,dan larut dalam indahnya dunia mimpi.
Jarum jam berdetak , beradu dengan suara kantuk yang masih berselimutkan mimpi, sebuah bulatan putih yang menempel pas di atas kepalanya, berbunyi, bagai bunyi lonceng sang pangeran dalam istana , namun sang pangeran tidak juga bangun dari mimpi indahnya, Asshalatukhoirulminannaum yang menggetar seisi kampung , tidak bisa menghentikan Drama yang menghantui ruang kosong pikirannya, sang ayah yang masih asyik dengan bulatan serbih akhirnya segera bergerak menuju kamar , bagai seorang panglima yang bergerak menuju basekamp pasukan , suara tok,tok, tok terdengar keras, berulang kali , Agung pun terbangun dari mimpi , Agung, Agung , ayo sholat , ya , yah , tunggu sebentar , Ayolah , tidurnya udah dulu , ayo shalat,. Ya, ya ayah , Agung dengan percaya diri melangkah menuju kamar mandi, ketika kaki melangkah , terasa bagaikan gempa yang menghempas laksana buaian  ,mata yang sayu untuk bangkit , bahkan masih terlena dengan mimpi, Agung akhirnya tiba di ruang mandi itu , dengan melafadzkan niat wudhu, air pagi itu terasa bagaikan salju, benar sekali , Kerinci dipagi hari adalah erofa di musim salju, banyangkan saja, aku beku, kamar mandi di pagi hari bagai kulkas saja , tapi sudahalah, Agung bergegas menuju aula kecil untuk bermunajat pada sang khalik.
 Bulatan hitam dengan dua jarum di ruang depan rumahnya menunjukkan pukul 06.30, pakaian putih biru sudah terpasang dengan lengkap di sekujur tubuh, potongan rambut terlihat jadul , beberapa jerawat senantiasa bertamu dimukanya , begitulah kehidupan remaja menuntut ketertarikan daya interpersonal , remaja bagaikan dua sisi mata uang, yang satu dengan yang lain berlomba-lomba dan saling tarik menarik , namun Agung dengan percaya diri bersiap menuju madrasahnya , motor disiapkan untuk minum premium yang harganya melonjak tajam waktu itu, dengan bismillahirrohmanirrohim , motornya meluncur menuju jalan raya , beberapa cewek hilir mudik melintasi jalan raya , mereka bergegas menuju sekolahnya masing-masing, ke pd an agung tiba-tiba runtuh ketika dipikirannya melintas rasa tidak percaya diri pada cewek-cewek itu.namun motornya terus merajai jalan-jalan yang dipenuhi lubang-lubang.
Beberapa Polisi menunggu disetiap sudut-sudut persimpangan sambil melambaikan tangan, pagi itu Sungai penuh benar-benar ramai, motornya melaju hampir menyentuh kawasan Bangunan biru itu, dipersimpangan madrasah Polisi tetap Bersiap, terlihat jalan menuju sekolah sudah terlihat sepi , ketika didepan pagar ,ternyata ada yang lebih tegas dan seram dari Polisi yang berjaga di persimpangan , yaitu guru-guru piket yang bertugas hari itu , yang dikomandai oleh Mr.Maher yang sedang menyiapkan barisan para siswa, ternyata hari itu saya terlambat 4 Menit, Agung tiba-tiba ditahan oleh Pasukan Khusus, ya, pak , kamu tidak bisa masuk karna ini sudah terlambat, beberapa orang terlihat terlambat waktu itu dan ditahan oleh Pasukan Khusus, Pasukan Penegak disiplin MAN 1 itu terdiri dari beberapa guru yang menyeramkan , mereka masing-masing punya kualitas yang disegani oleh para siswa, namun enaknya mereka tidak menilang kami yang terlambat, hanya saja kami disuruh berdiri didepan barisan , waktu itu luar biasa malunya saya , hari pertama belajar yang sangat memalukan.
Agung berpura – pura , menoleh ke kiri tepat dengan arah kebun kelas XA, biar mukanya tidak ketahuan oleh para siswa – siswi lainnya , yang mengenalnya sebagai orang bandel, para siswa terus tertawa ,Agung  benar-benar malu waktu itu,  Terlihat diruangan paling pojok seorang panglima besar menhampiri lapangan , beliau adalah Kepala Madrasah, yang terlihat laksana Bung Tomo yang berapi-api ketika menundukkan tentara sekutu, sapa manis mulai diarahkan kepada siswa –siswa yang tidak telat, Alhamdulillah Aman , begitu ucap Agung dalam hati,”Saya berterima kasih kepada yang tidak terlambat, kalian telah menjunjung tinggi peraturan dan disiplin MAN 1,Aku mulai menunduk, dan jantung bagai pukulan ketokan palu sang hakim , yang keras , bercampur rasa takut dan cemas, teman-teman yang terlambat, bahkan mengelus-elus dadanya, sangat ketakutan kalau-kalau pimpinan madrasah itu menghampirinya, pidato pun selesai, dan para siswa yang tidak telat disuruh memasuki areanya masing-masing , sangat tertib , bagaikan memasukkan segerombolan bebek ke dalam sarangnya , Tiba-tiba Mr.Maher dengan nada kesalnya , menyuruh para rombongan haji yang tersesat di mina, begitu sebutan Mr.Maher untuk yang terlambat, dan saya termasuk rombongan tersebut. Para siswa pun mulai melihat kami dengan tertawa terbahak-bahak, terlihat Doni dan teman –teman MTS lainnya mulai mengarahkan tertawa ejekan kepadaku. Ya sudahlah. Nasib, nasib,Pak Ruslan memang tidak memarahi kami-kami yang terlambat, tapi pagi itu kami ditugaskan ditempat khusus, di lokasi paling belakang,
Mr.Maher mulai mengarahkan pasukan, kami mengikuti arah komando, tanpa ada satupun dari kami yang lari dari misi khusus itu,beberapa orang terlihat membawa senjata perlengkapan, dan sebagian ada yang membawa kendaraan untuk mengangkut musuh-musuh yang mati, menyusuri berbagai ruangan , mulai dari ruang guru, terus turun menuju ruang keterampilan , yang dipenuhi mesin-mesin jahit,dan sebelum berperang, kami masuk dalam ruang khusus, didalamnya sudah menanti perlengkapan-perlengkapan perang,akhirnya dengan perlahan-lahan kami diarahkan pada arena pertumpuran , benar sekali , musuh perperangan itu adalah tumpukan sampah-sampah, dan rumput –rumput disekitar Tempat pembuangan Sampah atau istilah Krennya TPA, waktu itu musuh benar-benar banyak, bekas plastik, mulai dari Mie Sedap, Mie Kare, Mie Sakura, Mie Gelas, ada lagi Plastik bekas keripik, kacang bertumpukan, bau-bau yang sudah mengendap selama 4 hari menusuk menuju lubang hidung yang paling dalam,bahkan ada diantara pasukan yang mengeluh , karna bau itu, Sang Komando dengan santai memberi arahan, semua tumpukan plastik disini harus bersih dan dibakar , ingat waktu kalian hanya 1 Jam, jika kalian tidak menyelesaikannya , maka tugas kalian akan ditambah. Semua Pasukan bergegas untuk menyelesaikan tugas pertama pada hari pertama itu.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar