ELANG

Edukatif , Luwes , Agamis, Nasionalisme, Genius

Minggu, 29 Mei 2011

Pasukan Elang

Mentari mulai tersenyum , kilauan matanya menyejukkan bumi , dibawahnya rerumputan dan pepohonan menari dibalik irama merdu burung-burung dan alunan gitar sang musisi sekali-kali menggetarkan telinga . jailani lelaki berjenggot dan berambut tegak terlihat menghidupkan motornya, yang beroda dua bermesinkan honda , yang tempat duduknya dilapisi koran , plat rodanya dibuat seperti bintang kehitaman , di lampu belakang terlihat dengan jelas sebuah poster bewarna hitam dan merah kecoklatan , dan bergambarkan sebuah kaligrafi yang menyerupai bintang bewarna kuning , yang dibawah logonya tertulis republik cinta, ya benar sekali Jailani adalah Baladewa sekaligus pengagum berat Ahmad Dhani dan Republik Cinta.
Sang mama sudah membungkus sebuah bekal yang dilapisi kertas kecoklat-coklatan , sederat botol aqua bekas beriringan disamping meja makan, masing – masing botol aqua menunggu untuk diisi air dan dipakai oleh sang majikan , ini mengingatkan Jailani pada kios Pom bensin Muradi , salah satu Kios bensin terbesar di Kerinci milik Muradi , seorang pengusaha yang beranjak menjadi politisi di senayan . dimana pengemudi kendaraan harus antri lama untuk mendapatkan bensin , atau bahkan sering berhari-hari hanya untuk 3 liter bensin . Mama panggilan akrab Jailani kepada orang yang telah mengeluarkannya dari pabrik ketuhanan dan reprodusi, orang yang selama ini menghapus air mata jailani ketika menangis , tangan yang menyuap nasi dan makanan yang bergizi kedalam tubuh Jailani. Orang yang begitu mencintai Jailani .
Sebelum berangakat ke sekolahnya, Sang Mama berkata “ Anakku sayang hati-hati ya dijalan , jangan bawa motor ngebut , dan semoga sukses di sekolah . dengan nada lunak , dari mulut Jailani terucap kata “ Baiklah Mama” , sang ayah tidak ketinggalan berkata , jangan lupa bismillahirrohmanirrohim anakku . baiklaha ayah “ sahut jailani kembali .
Putaran roda motor Jailani, mengintari kerinci , udaranya merasuk hingga ke tubuh jailani, sekali-kali tangan jailani menggigil saat memutar gas dan kecepatan motornya, bukit- bukit dan awan menyelimuti hawa dingin di pagi itu,suasana hati jailani tidak pernah berhenti berkata ,” bahwa aku begitu bahagia” begitulah Jailani, ke PD annya terlalu tinggi , Helem yang mulai kusang , terlihat seperti tanah yang mulai retak , kacanya seperti kaca yang dibakar , dan tergores-gores , seperti halnya coretan anak kecil dibuku gambarnya , suara klason motor Jailani berbunyi pagi itu , ketika beriringan dengan Wali Kelas sekaligus sang guru favorit, buk Adawiyah , tumpukan daun –daun yang berceceran , dan palstilk bekas makanan , bertumpukan didepan dan dikelas Jailani , Jailani bergegas mengambil sapu dari kumpulan lidi yang dijadikan satu , ember hitam disediakan untuk memasukkan bekas plastik dan dedaunan , konsistensi Jailani sebagai ketua Kelas , selalu diperlihatkannya setiap pagi hari , dikala berperang melawan yang namanya sampah .
Abdul , laki-laki patuh dan rajin itu bagai asisten sang ketua kelas dalam bidang lingkungan dan perlengkapan XII PAI , dialah orang kepercayaan Jailani dalam banyak hal , mulai dari urusan sampah , tugas , dan penjagaan perlengkapan XII Pai . bukan sekedar Abdul kekuatan XII PAI , semua siswa di XII pai adalah mereka dengan seribu potensi , meraka dengan segala keunikan , mereka dengan segala prinsip , mereka dengan segala pemikiran . Bukhari siswa dengan tubuh tinggi , berambut lurus , serta gaya rambut yang berubah – rubah , termasuk siswa dengan ingatan yang kuat , beberapa hapalan hadist dilahapnya begitu saja , mulai dari hadist shahih , dhaif dan mutawattir , ide-idenya tentang pembelajaran banyak dituangkan di XII PAI , Suaranya yang merdu ,sedikit mellow menghantarkannya tampil dipanggung Pensi tahun lalu ,berdendang suara tepuk tangan , ruang gemuruh saat lagu saat terkhir dinyanyikan dengan tempo yang tepat .
Pagi itu seusai melantunkan Al-Qur’an , senyum sapa sang Wali kelas mulai menghiasi ruang – ruang yang dihiasi foto – foto para tokoh –tokoh mulai dari sufi ternama , pemimpin terhormat , samapai ilmuwan barat menghiasi ruang yang dianggap surga oleh mereka , Bunda Adawiyah wali kelas sekaligus guru tasawuf dan akhlak merapatkan posisi huruf U , ditengah- ditengahny duduklah sang guru , terlihat wajah yang mulai bergejolak untuk berdiskusi , hari itu kelompok 7 dengan pembahasan Alhallaj dan ajarannya menjadi tema hangat , suara lantang Qadir mulai membumbung tinggi , bantahan teman lainnya ditentang dan Qadir punya prinsip yang sangat kuat , beberapa pendapat bersebrangan dengannya ditentang dengan kata , bahwa saya tidak setuju dengan pendapat anda .
Dilain sisi sang orator dan penceramah hebat yang namanya terdengar di Kabupaten kerinci , membantah pendapat Qadir dengan suara yang tidak kalah tinggi, penceramah adalah Mishri lelaki putih , dengan rambut beragam mode , mulai dari meniru Model artis – artis top dalam dan luar negeri , mukanya yang hampir mirip dengan Pasha ungu , gerakan tangan , serta nada yang ada pada mulutnya begitu menggetar seisi ruang , tiba- tiba bantahan demi bantahan beradu bagai gerbong kereta yang tersendat-sendat , tiba – tiba suara lembut dan berlogatkan jawa mulai terdengar , dengan bermodal sebuah buku ditangan , Harun mengurai teori – teorinya , suasana mulai mendingin , sebagaian ada yang meragukan dan menyetujui pendapat harun ,tiba- tiba suasana malaikat lewat muncul seketika. Telunjuk jailani mulai melambai ditengah kebingungan siswa dengan beberapa teori yang meragukan dikepalanya seperti halnya prajurit yang kebingungan ketika perperangan tiba – tiba berhenti , Mata tertuju pada satu arah , telinga mulai menangkap bahasa – bahasa ilmiah yang dikeluarkan jailani , wali kelas mulai mengangguk-anggukkan kepalanya terhadap teori yang keluar dari mulut Jailani , Bantahan tiba-tiba berhenti dengan gaya ilmiahnya Jailani tidak hanya meyakinkan teman – teman , tapi lebih dari itu Jailani membuat suasana semakin nyaman , bahkan kelucuan tidak bisa terhindarkan saat Jailani membuat suasana menjadi nyaman dan mengasyikkan . itulah Jailani , bermula dari apa yang melekat dikepalanya , telah mengubah XII PAI , tangannya telah membuat istana baru buat teman-temannya , kelas kita adalah surga kita , kebahagian kita , kita adalah satu , kebahagiaan adalah kunci dari kesuksesan , siapa yang berbahagia melakukan sesuatu , maka dia akan sukses. Banyak orang – orang hebat di kelas itu , Agustin , perempuan dengan segala cita-cita dibenaknya , Maisyarah dengan ketelitiannya berhitung , rizal dengan variasi perilaku dan keunikannya , Jefri kelucuan dibenaknya , Riko seniman berkacamata hitam , Iwan olahragawan , Tika dan tari sikutu buku , Edo sijago arab ,sasmita sri mulyaninya XII PAI , Johan konsulnya XII PAI , Putra sang muadzin, Refdi teknokratnya lokal , Anna Rossanya XII pai , mereka bukan orang biasa , mereka bukan rata – rata , mereka adalah pasukan elang , seekor burung yang terbang tinggi diatas langit diatas prinsip dan pemikiran yang mereka yakini kebenarannya , Rajawali yang paruhnya mematok seisi bumi , paginya , siangnya , sorenya hanya ada satu kata. “ belajar “ .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar